Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana menarget bursa asset kripto dapat bekerja di 2021. Sekarang ini, regulator tengah mempersiapkan instansi kliring dan depository (area untuk menyimpan asset).
Membidik kesempatan yang sedikit dikerjakan di industri kripto Indonesia, PT Raiz Invest Indonesia (Raiz Invest) akui melakukan pendekatan menjadi depository untuk Bursa Kripto Tanah Air. Perbincangan telah dilaksanakan dengan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Perusahaan tengah pelajari blue print berkaitan gagasan penerapan Bursa Kripto yang akan di-launching Tubuh Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Perkembangan komune kripto dilihat makin cepat, di mana masa kwartal 2019-2020 perkembangannya cuman 10%. Tetapi, di masa kwartal pertama 2020-2021 telah melejit jadi 200%, dengan pedagang aktif (active trader) lebih dari 50.000 per minggu. Disamping itu, volume perdagangan harian bertambah jadi US$ 25 juta sepanjang masa 2020-2021. Di mana, pemakai program kripto Indonesia biasanya berumur 18-34 tahun.
Program agen penjual reksadana Raiz Invest pertama kalinya di-launching di Australia. Induk upayanya Raiz Invest Limited yang tercatat di bursa dampak Australia (ASX) dan dipantau oleh Australian Securities and Investments Commission (ASIC) telah terlebih dahulu jadi kustodian di ekosistem kripto Australia per 4 Desember 2019.
Kustodian sebagai instansi yang menolong dan bertanggungjawab mengurus administrasi, amankan, dan memantau asset keuangan dari satu perusahaan atau perseorangan. CEO Raiz Invest Fahmi Arya Wicaksana menerangkan, peranan itu akan digenggam oleh depository pada Bursa Kripto kedepan.
Ia menambah, ekosistem kripto di Australia cukup masak, di mana Raiz Invest Limited berperanan sebagai kustodian dan pasar place (pedagang asset). “Dengan bekal dari mekanisme dasar yang kami punyai dari Australia, karena itu kami ajukan menjadi depository,” kata Fahmi saat dikontak Katadata.co.id, Senin (5/7).
Awalnya, Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana menarget bursa asset kripto dapat bekerja di 2021. Regulator tengah mempersiapkan instansi kliring dan depository (area untuk menyimpan asset) untuk memberikan dukungan ekosistem mata uang kripto Tanah Air. “Bursa sedang pada proses, sasaran kami dari Bappebti paling lamban akhir 2021 telah ada bursanya dan telah jalan,” kata Wisnu dalam dialog online Mengurus Demam Asset Kripto, bulan kemarin.
Adapun tahapnya, Bappebti akan lebih dulu melaunching bursa asset kripto, untuk seterusnya dipersiapkan instansi kliring dan depository. Wisnu menerangkan, kedatangan instansi kliring mempunyai tujuan untuk simpan 70% dana atau likuiditas punya pedagang kripto berijin Fungsinya, saat terjadi tidak berhasil bayar (standar) dari pedagang kripto, karena itu dana itu akan dipakai untuk membayar dana pelanggan.
Berdasar arsip yang diterima Katadata.co.id, peranan depository yaitu mengurus area untuk menyimpan (cold storage), terhitung dalam soal pemantauan dan penyerahan. Persyaratan jadi depository yaitu mempunyai modal minimal Rp 50 miliar dan ekuitas Rp 40 miliar.
Seterusnya,pelaksana depository sebagai perseroan terbatas (PT), mempunyai fasilitas dan prasarana yang aman, andal dan bisa dipertanggungjawabkan. Disamping itu, mendapatkan referensi dari instansi kliring, mempunyai mekanisme yang terstandarisasi, dan mempunyai kesepakatan kerja sama dengan perusahaan asuransi dan kesepakatan Bappebti.
“Mekanisme depository tidak berbeda jauh dari Raiz Invest di Australia, apa lagi kripto tidak ada borderless (tanpa batasan) . Maka, dari mekanisme sebetulnya kami telah ready bahkan juga telah jalan (Raiz Invest Limited) semenjak tahun akhir lalu,” katanya.
Fahmi menambah, sekarang ini faksinya sedang menunggu kepastian dari regulator apa depository dikenankan untuk memakai asuransi di luar negeri, ingat asuransi kripto dari dalam negeri tidak ada. Disamping itu, perusahaan tengah menunggu deskripsi besar peraturan berkaitan panduan penerapan (juklak) dan tehnis (juknis) berkaitan pelaksana depository.
Raiz Invest Indonesia datang semenjak 2019, telah tercatat dan dipantau oleh Kewenangan Jasa Keuangan (OJK). Raiz Invest kantongi ijin usaha sebagai Agen Penjual Dampak Reksa Dana (APERD) dari OJK pada 10 Desember 2018 berdasar Surat Keputusan Dewan Komisioner Kewenangan Jasa Keuangan Nomor KEP-19/PM.21/2018.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjelaskan, nilai transaksi bisnis investasi kripto di Indonesia sampai Mei tahun ini capai Rp 370 triliun. Banyaknya naik lebih 5 kali dibanding tahun akhir lalu yang sejumlah Rp 65 triliun. Saat itu, jumlah pemain kripto di Indonesia mencatat peningkatan 62,5% jadi 6,lima juta orang pada Mei 2021. Akhir 2020, jumlah pemain uang kripto baru empat juta orang.